Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out
Wirausaha Kontak Jodoh Mobil Bekas Pasang Iklan Rumah

Kamis, 15 Desember 2011

KAJIAN PERANG IRAK – AMERIKA (RUNTUHNYA REZIM SADDAM HUSSEIN)

Kamis, 15 Desember 2011

Kondisi Negara Irak
Irak merupakan salah satu negara yang selama ini digambarkan oleh Amerika sebagai momok menakutkan bagi dunia, khususnya Barat. Sebuah tragedi kemanusiaan kembali digelar oleh Amerika, pihak yang katanya mengusung demokrasi dan HAM, sehingga AS dan sekutunya kembali melancarkan sebuah agresi terhadap musuh bebuyutannya tersebut. Dengan dalih menghancurkan senjata pemusnah massal, membebaskan rakyat Irak dari kekejaman rezim Saddam, dan menegakkan demokrasi di negeri 1001 malam itu, Amerika dan sekutunya bebas membombardir negara Irak dan membunuhi warga sipil tak bersalah. Sebuah skenario telah direncanakan dengan matang beberapa waktu yang lalu oleh Amerika pihak agresor AS. Apa yang nampak sekarang ini adalah sebuah bagian dari rangkaian peristiwa sebelumnya, diantaranya Tragedi WTC dan invasi ke bumi jihad Afghanistan. Dengan demikian apa sebenarnya maksud dan latar belakang dibalik sebuah kamuflase ini ? oleh karena itu penulis akan mencoba mengungkap apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya perang Irak – USA tersebut.
Irak, sosok negara yang tidak pernah lepas dari kontroversial, memiliki cadangan minyak terbesar ke-2 di dunia setelah Arab Saudi. Irak termasuk negara OPEC yang sebetulnya memiliki pengaruh dan peran yang sangat besar dalam menentukan kebijakan produksi serta harga minyak mentah dunia. Hanya saja, karena sanksi PBB masih berlaku, produksi minyak Irak dibatasi hanya 2,5 juta barel per hari (bph). Jauh sebelum OPEC lahir, Amerika dengan tujuh perusahaan minyaknya yang dikenal sebagai “seven sister” mampu mengontrol produksi dan harga minyak mentah dunia. Kelebihan itu sangat merugikan negara-negara OPEC dimana sebagai produsen minyak besar malah tidak bisa mengatur harga minyak. Karenanya, dibentuklah OPEC. Setelah itu, peran Amerika yang sangat luar biasa itu pelan-pelan hilang. Dengan menguasai minyak Irak, Amerika mencoba mengembalikan peran dahsyatnya itu.
Krisis Irak dan Amerika sudah menjadi sebuah isu publik Internasional, bahkan krisis ini sudah semakin meningkat kearah terjadinya konflik bersenjata dalam skala besar. Situasi yang semakin memanas ditandai oleh semakin intensnya ancaman Presiden George W Bush untuk menyerang Irak walaupun tanpa resolusi ke II dari dewan keamanan PBB dan banyak ditentang oleh komunitas internasional, namun akhirnya terjadi perang di kawasan teluk Parsi tersebut. Perang Teluk II antar negara-negara yang tergabung dalam koalisi multinasional pimpinan Amerika degan Irak terjadi pada tanggal 20 Maret 2003 karena beberapa alasan sejarah, politik, Ekonomi dan Militer.
Ada beberapa alasan sebagai latar belakang sehingga terjadinya perang Irak – Amerika adalah :
Pertama, Keinginan Presiden Bush untuk melampiaskan dendam pribadi terhadap Saddam Hussein karena yang bersangkutan pernah berseteru dalam Perang Teluk I dengan ayahnya Geoge Bush Senior, yang berakhir dengan “Kemenangan” Sadam Hussein.
Kedua, Ingin menciptakan tatanan dunia baru yang “lebih aman” dengan tujuan kebebasan ekonomi dan politik. Hal ini merupakan strategi geopolitik AS di kawasan Timur Tengah. Bagi AS, Irak merupakan ancaman potensial bagi kepentingannya dan sekutunya, Israel, di kawasan ini.
Ketiga, Terinspirasi oleh keberhasilannya dalam menghancurkan rezim Taliban dan menciptakan rezim boneka di Afganistan, Bush berusaha untuk melakukan hal yang sama. Obsesi Bush adalah menggulingkan Saddam Hussen dan mendirikan Rezim boneka di Irak yang dapat diatur untuk mengikuti keinginan Washinton.
Keempat, Kampanye anti terorisme yang dikembangkan Amerika pasca tragedi 11 September 2001, dimana dalam kasus ini Irak sangat berpengaruh dalam faksi garis keras dilingkungan elit Politik Gedung Putih.
Kelima, Bush menyatakan bahwa telah terjadi konspirasi kejahatan di Irak yang berkaitan dengan penggunaan dan penyimpanan senjata pemusnah massal.
Keenam, alasan ekonomi, terutama minyak Irak yang memiliki cadangan terbesar kedua di dunia setelah Arab saudi. Dengan menguasai Irak, Amerika berharap bisa memprivatisasi perusahaan minyak setempat dan kemudian dibeli oleh perusahaan-perusahaan mereka sendiri. Privatisasi perusahaan-perusahaan minyak dan energi didunia merupakan suatu keuntungan yang sangat besar bagi Amerika.
Ketujuh, alasan keagamaan. Bush merupakan penganut Kristen Methodist, Bush tidak bisa mentolerir segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan Islam Fundamentalis seperti yang dilakukan Usamah bin Ladin yang menurut Amerika memiliki hubungan khusus dengan pemerintahan Saddam Hussein.
Delapan, Demokratisasi. Bush memberikan alasan atas seranganya terhadap Irak karena ingin membangun negara Irak yang demokratis, membebaskan rakyat Irak dari kekejaman rezim Saddam dan membawa Irak ke dalam kesejahteraan.


Tinjauan Peperangan Irak - Amerika
Pertempuran antara Irak - Amerika telah banyak memakan korban jiwa bagi warga sipil Irak. Disisi lain pasukan Irak terus melaksanakan pertahanannya dari serangan darat maupun udara pasukan AS dan koalisinya untuk menjaga wilayahnya. Namun dibalik perang Irak - AS tersebut terdapat beberapa kendala maupun keberhasilan kedua negara tersebut. Kendala yang dialami oleh pasukan Irak yaitu : Pertama, Pasukan Irak sangat kesulitan dalam menahan gempuran dari pasukan AS dan koalisinya karena minimnya kekuatan angkatan bersenjatanya serta terbatasnya alutsista yang dimilikinya. Kedua, Yang paling membahayakan keamanan negara-negara tetangga Irak adalah problematika etnis Kurdi. Kurdi telah lama menjadi "batu kerikil dalam sepatu" pemerintah Saddam Hussein karena aksi separatis Kurdi di wilayah utara Irak. Sudah bukan rahasia lagi betapa AS sebelum invasi ke Irak, telah pula mempersenjatai, bahkan melatih milisi Kurdi. Meskipun Kurdi dipersenjatai AS, bukan berarti Kurdi dekat dengan AS, karena Kurdi sendiri dibuat kecewa oleh perlakuan Turki terhadap orang Kurdi yang berada di wilayah Turki. Perlakuan diskriminasi yang dilakukan Pemerintah Ankara (Turki) terhadap Kurdi selama ini. Ketiga, Kurangnya perencanaan yang matang, sehingga rencana perlawanan pasukan milisi dan perang kota yang gagal. Disamping itu gelar pasukan tidak maksimal dalam jumlah dan kemampuan alutsistanya, hal ini karena adanya embargo dan pemusnahan beberapa persenjataan. Keempat, Kurangnya dukungan dari rakyat Irak sebagaimana yang diharapkan dan adanya perlawanan dari dalam, sehingga kurang memperhatikan kemampuan udara dari pasukan koalisi, membuat Irak tidak dapat berbuat banyak dalam melakukan pertahanannya. Kelima, akibat hancurnya pusat pengendalian operasi dan jatuhnya kota Bagdad sebagai central of gravity, praktis Irak mengalami kekalahan. Pasukan yang tersisa tercerai berai, sehingga terjadi penjarahan dan tindak kekerasan.
Sedangkan bagi Amerika kendalan yang dialaminya adalah antara lain : Pertama, Irak merupakan negara yang mempunyai cuaca dan medan yang sangat ekstrem sehingga dapat menyulitkan pasukan AS dan koalisinya untuk menghancurkan kekuatan Pasukan Irak dengan cepat. Kedua, Masih kurang akuratnya informasi intelijen, terbukti dengan adanya salah sasaran dan salah perhitungan dalam merencanakan waktu. Menurut perhitungan, Irak dapat ditaklukkan dalam waktu kurang dari 2 minggu namun pada kenyataannya sampai 1 bulan lebih. Ketiga, Dilaksanakan tanpa ada persetujuan dari PBB dan banyaknya protes/demo dari berbagai negara termasuk protes dari warga negara mereka sendiri. Keempat, Pihak Pentagon sudah menekankan koordinasi lebih baik di antara angkatan, dalam kenyataannya pihak-pihak yang berangkat ke medan perang ini tidak punya cukup kesempatan untuk mempraktikkan konsep yang ada dalam uji coba. Angkatan Udara diberitakan lebih banyak latihan di kalangan mereka sendiri, demikian pula Angkatan Darat. Kelima, Kurang mendapat simpati dan dukungan seluruh rakyat Irak serta masih adanya gerilya dari sisa-sisa pasukan Saddam Hussein.


Strategi Kekuatan
Invasi Irak tahun 2003 dengan kode "Operasi Pembebasan Irak" secara resmi dimulai pada tanggal 20 Maret 2003. Tujuan yang ditetapkan Amerika Serikat adalah untuk melucuti senjata pemusnah massal Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada terorisme, dan memerdekakan rakyat Irak. Sebagai persiapan, pada 18 February 100.000 tentara Amerika Serikat dimobilisasikan di Kuwait. Amerika Serikat menyediakan mayoritas pasukan untuk invasi ini, dengan dukungan dari pasukan Koalisi yang terdiri dari lebih dari 20 negara dan suku Kurdi di utara Irak. Invasi Irak 2003 inilah yang menjadi pembuka Perang. Dalam peperangan Irak - Amerika tersebut strategi yang digunakan oleh kedua negara yaitu : Pasukan Irak. Untuk menghadapi gerak maju pasukan Amerika dan koalisinya, Irak menggunakan pasukan regular serta militan yang setia kepada Saddam dengan titik berat pada pasukan darat. Sedangkan kekuatan Laut Irak boleh dikatakan kurang berdaya karena hanya berada di daerah Umm Qasr yang merupakan daerah pantai di perbatasan Irak dan Kuwait, dimana AL Irak hanya memiliki beberapa kapal bersenjata yang digunakan sebagai tugas patroli perbatasan. Pasukan yang dimiliki adalah sebagai berikut : Pertama, Kekuatan Darat. 1) Spesial Garda Republik 26.000 personel. 2) Garda Republik 60.000 personel memiliki 6 Divisi dilengkapi persenjataan modern. 3) Tentara reguler 375.000 personel. 3) Tentara cadangan 650.000 personel. 4) Tentara khusus 2 Brigade. 5) Ribuan ranjau darat. 6) Tank yang dikerahkan terdiri dari : T-72 (700), T-62 (500), T-55/54 (500), Type 69 (350), Type 59 (150). 7) Kendaraan Pengangkut Personel 2.400. 8) Artileri 2.100. Kedua, Kekuatan Laut, terdiri dari 2.000 serdadu laut dengan 9 kapal perang ranjau dan rudal anti kapal bernama Silkworn, jumlahnya tidak diketahui. Ketiga, Kekuatan Udara. 1) Rudal Al Samoud 2. Sampai 12 Maret ini Irak sudah menghancurkan lebih dari 50 buah Al Samoud 2 dari total persediaan sekitar 100 buah. rudal Ababil-100 yang tidak diketahui jumlahnya beberapa ratus rudal Scud berjangkauan jauh. 2) Sekitar 100 helikopter penyerang, semuanya buatan Uni Soviet sekitar 275 helikopter pangangkut pasukan. 3) Sekitar 300 pesawat tempur, termasuk Mirage-F-1EQ buatan Prancis dan MiG-29, MiG-25, MiG-23, MiG-21 buatan Soviet. Pasukan Amerika dan Koalisinya. Untuk menyerang negara Irak, pasukan Amerika dan koalisinya mengerahkan kekuatan militer yang handal dibantu dengan alutsista yang modern, dengan susunan kekuatan meliputi : Pertama, Kekuatan Darat. 1) Amerika mengerahkan 450.000 personil dengan 2.000 tank jenis Bradlley dan MIA2 Brams dan Inggris mengerahkan 70.000 personel dan 200 tank jenis Challenger II serta didukung oleh kekuatan darat lainnya dari 14 negara. 3) Lebih dari 800 tank Abram M1 lebih dari 600 Bradley M2/M3 sekitar 120 tank tempur Inggris sekitar 150 kendaraan bersenjata Warrior Inggris. Kedua, Kekuatan Laut. 1) AS mengerahkan 108 kapal perang atas Air dan 13 kapal selam. 2) Auatralia mengerahkan 3 kapal laut. 3) Polandia mengerahkan 1 kapal logistik. 4) Inggris mengerahkan kapal perang atas air jenis Arh Royal, HMS Mery dengan + 3.000 personel. Ketiga, Kekuatan Udara. 1) Sekitar 100 pesawat Inggris, termasuk jet tempur Tornado, Harrier dan Jaguar. sekitar 500 pesawat tempur termasuk F-14, F-15, F-16, F/A-18, F-117, AV-8 dan A-10 lebih dari 30 pesawat pengembom berat, termasuk B-52, B-1B dan B-2. Puluhan ribu bom dan rudal, termasuk Munisi Serangan Langsung Gabungan yang dipandu satelit dan bom Paveway yang dikendalikan laser. 2) 1.000 rudal Tomahwk di kapal-kapal perang AS ratusan roket rudal anti-rudal Patriot, 3) Lebih dari 700 helikopter, termasuk Apache AH-64 dan Cobra AH-1. lebih dari 400 helikopter pengangkut pasukan, termasuk Black Hawk UH-60, CH-47 dan CH-53 yang berpangkalan di laut.
Dengan pengerahan kekuatan tersebut Amerika mulai melaksanakan kegiatan operasi patroli udara dan laut, operasi penyekatan udara dan laut, operasi intelijen dan menyusupkan atau mengadakan penggalangan di daerah-daerah sasaran strategis yang ditentukan. Operasi Pengamatan dan Pengintaian yang dilakukan dengan menggunakan teknologi satelit dan pesawat udara nir awak guna mendapatkan sebanyak mungkin data dan informasi tentang disposisi gelar kekuatan lawan guna dijadikan bahan bagi pimpinan untuk dapat mengambil keputusan yang tepat. Secara resmi perang dikobarkan setelah adanya ultimatum Presiden AS Geoge Bush 48 jam sebelum tanggal 24 Maret 2003 yang ditanggapi oleh Presiden Sadam Hussein. Strategi Penyerangan AS yang dipersiapkan yang terdiri dari : Pertama, Melaksanakan serangkaian serangan udara secara simultan untuk menghancurkan semua fasilitas utama yang memungkinkan rezim Sadam bertahan. Kedua, AS akan mendaratkan kekuatan amfibinya untuk menguasai kawasan penghasil minyak di sekitar Basrah dan wilayah negara Irak lainnya. Ketiga, Pasukan AS bersama sekutunya akan berusaha menguasai wilayah Kurdi di utara Irak. Keempat, Setelah serangan udara besar-besaran dan terputusnya akses rezim Sadam ke ladang minyaknya, pengerahan pasukan segera dilakukan menuju Bagdad dan memaksa Sadam dengan pasukan elitnya Garda Republik terkurung dengan peralatan yang minim dan tidak efektif. Dengan demikian Akhirnya Irak mengalami kekalahan dengan runtuhnya pemerintahan Presiden Saddam Hussein dan pendudukan kota Bagdad oleh Tentara Amerika.


Referensi :
- Wikipedia bahasa Indonesia, Invasi Irak 2003.
- Elba Damhuri, Dibalik Invasi AS ke Irak, Senayan Abadi Publising, Maret 2003.
- gagasmedia.net, Rahasia Invasi AS ke Irak.
- Sinar Harapan, Tak Seimbang Kekuatan Militer AS-Irak, 14 Maret 2003.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Advertising
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Pengikut

Link Exchange/Tukar Link.

TUKAR LINK - Copy Paste Logo Link di bawah ini